Jenis-Jenis Puasa Beserta Niatnya: Keutamaan Puasa Rajab Beserta Niat Puasa Rajab
Macam-Macam Puasa Sunnah
Selain puasa wajib, ada pula puasa sunnah yang jika dikerjakan akan mendatangkan pahala, namun jika tidak dikerjakan, tidak berdosa. Berikut adalah beberapa puasa sunnah yang dapat dilakukan:
Puasa Senin Kamis
Puasa ini dilakukan setiap Senin dan Kamis, yang dalam sebuah hadits disebutkan sebagai hari ketika amal perbuatan umat manusia dilaporkan kepada Allah. Puasa ini memiliki banyak manfaat dan keutamaan.
Berikut adalah lafaz niat puasa Senin Kamis :
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ ٱلِٕثْنَيْنِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma yaumal itsnaini sunnatan lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: “Saya berniat puasa hari Senin, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Puasa Rajab
Puasa Rajab adalah puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Rajab, salah satu bulan mulia dalam kalender Hijriyah. Puasa ini sangat dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meskipun tidak wajib. Puasa Rajab termasuk bagian dari ibadah sunnah yang dapat dilakukan kapan saja dalam bulan tersebut.
Berikut adalah lafaz niat puasa Rajab
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta‘âlâ.”
Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa yang dilakukan dengan cara bergantian, yaitu berpuasa satu hari dan tidak berpuasa pada hari berikutnya. Puasa ini dilakukan untuk meneladani Nabi Daud AS.
Berikut adalah lafaz niat puasa daud
نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
“Nawaitu shouma dawuda sunnatan lillahi ta ala”
“Saya berniat puasa Daud, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah. Puasa ini memiliki keutamaan dan dijelaskan dalam beberapa hadits.
Lafal niat puasa Ayyamul Bidh:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh karena Allah Ta’ala.”
Puasa Arafah
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan hari wukuf di Padang Arafah bagi para jamaah haji. Keutamaannya adalah menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Berikut lafaz niat puasa arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”
Puasa Asyura
Puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram. Puasa ini memiliki keutamaan besar, yakni menghapuskan dosa selama setahun.
Berikut ini lafaz niat puasa Asyura:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta’ala.”
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Asyura karena Allah SWT.”
Puasa Tasu’a
Puasa Tasu’a dilakukan pada tanggal 9 Muharram, bertepatan dengan hari sebelum Asyura. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada hari ini sebagai bentuk pengharapan akan keberkahan.
Berikut ini lafaz niat puasa Tasu’a:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma hadzal yaumi an ada i sunnatit Tasu lillahi ta ala.”
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tasu’a karena Allah SWT.”
Keutamaan Puasa Wajib dan Sunnah
Puasa memiliki banyak keutamaan dalam Islam, baik itu puasa wajib maupun sunnah. Puasa mengajarkan umat Islam untuk bersabar, mengendalikan hawa nafsu, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, puasa juga memberikan manfaat spiritual, fisik, dan sosial bagi setiap Muslim.
Dengan menjalankan puasa, baik wajib maupun sunnah, kita berharap mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah. Selain itu, puasa juga akan meningkatkan ketakwaan, menjadikan kita lebih sabar dalam menghadapi ujian hidup, serta semakin dekat dengan Allah SWT.
Karena itu, mari kita berlomba-lomba untuk meningkatkan amal ibadah dengan menjalankan puasa wajib maupun sunnah. Selain itu, penting juga untuk senantiasa melakukan kebaikan, seperti bersedekah, agar ibadah kita semakin sempurna.